Benih Jagung Hibrida JAGUNG DIGDAYA NK99

PT. Syngenta Indonesia
Alamat
Jl. Ring Road Barat No. 33, Nusupan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Indonesia
Telepon
(0274) 542 582 / 081227261267
Nomor SKPB
13 / BPSBTPH DIY / Prd / Slm / III / 2008


Penggunaan sejumlah jenis benih tanaman mengalami lonjakan. Salah satunya adalah jagung hibrida yang mengalami lonjakan dari 320.000 hektar pada tahun 2000 menjadi 550.000 hektar pada tahun ini.


Penggunaan sejumlah jenis benih tanaman mengalami lonjakan. Salah satunya adalah jagung hibrida yang mengalami lonjakan dari 320.000 hektar pada tahun 2000 menjadi 550.000 hektar pada tahun ini. Menariknya, kenaikan ini terjadi pada saat tidak ada proyek pemerintah. Para pengusaha benih mengakui adanya fenomena kenaikan penjualan benih itu.

Dirjen Bina Produksi Tanaman Pangan Jafar Hafsah dalam peresmian Pertemuan Nasional Masyarakat Agribisnis Jagung di Jakarta, Jumat (4/7) malam, mengatakan, penggunaan jagung hibrida akan meningkat dari 10 persen benih hibrida pada tahun 2000 menjadi 30 persen pada tahun ini. Pada tahun 2005, diharapkan menjadi 50 persen. Pemakaian benih hibrida itu merupakan bagian dari perbaikan teknologi di tingkat petani.

"Varietas jagung lokal diganti dengan jagung komposit, sedangkan dari jagung komposit ke jagung hibrida," kata Jafar. Pengembangan lainnya adalah perluasan penanaman jagung manis, jagung pop, dan baby corn dalam sistem agribisnis. Dengan perbaikan varietas jagung diharapkan kenaikan produksi jagung sebesar 10,4 juta ton atau 7,8 persen dibandingkan produksi tahun 2002 bisa tercapai.

Kalangan pengusaha mengakui adanya peningkatan penggunaan benih. Andy Gumala dari Pioneer, produsen benih hibrida, menyebutkan, penggunaan benih jagung hibrida meningkat hampir dua kali lipat.

Pada tahun 2000, penggunaan benih jagung hibrida sebanyak 320.000 ton, sedangkan tahun ini mencapai 550.000 ton. Bila kondisi stabil, pada 2005 bisa terjadi penggunaan benih hibrida mencapai 671.000 hektar.

"Kalau pada tahun 1998 penggunaan benih meningkat karena ada program Kredit Usaha Tani, sekarang peningkatan penggunaan benih murni dari uang petani bukan dari proyek pemerintah. Ini sangat menarik karena pembelian benih ini riil dari uang petani," kata Andy.

Ketua Asosiasi Benih Indonesia (Asosiasi) Elda Adiningrat mengatakan hal yang sama. Penggunaan benih mengalami peningkatan dua sampai tiga kali lipat. Besarnya permintaan ini menjadikan pengadaan benih yang semula diimpor sekarang sudah diproduksi di dalam negeri.

"Pada tahun 1996, kita masih mengimpor benih sayuran, tapi tahun lalu laju produksi benih sayuran dalam negeri sudah mencapai 5.000 ton. Besarnya permintaan ini mempunyai hubungan signifikan dengan laporan kenaikan pertumbuhan sektor pertanian," kata Elda. Ia menyebutkan, penjualan benih sayuran meningkat 200-300 persen selama lima tahun.

Elda menyebutkan, kecenderungan ini membaik karena petani mulai beralih ke benih berkualitas. Bila ini dilanjutkan, produksi komoditas pertanian bisa meningkat. Namun, penggunaan benih yang meningkat itu harus diikuti dengan perbaikan sarana produksi lainnya, seperti pupuk dan pengolahan tanah yang memadai.

Untuk menjamin stabilitas produksi di dalam negeri, pemerintah mengupayakan kebijakan makro yang menunjang. Salah satunya adalah bea masuk impor jagung sebesar 30 persen. Saat ini, sekitar 1,3 juta ton jagung diimpor. Untuk mewujudkan pengembangan jagung di dalam negeri, dalam pertemuan itu juga disepakati pembentukan Dewan Jagung Nasional. Lembaga ini diharapkan bisa menangani masalah jagung di dalam negeri.

Baca Juga :